21 April adalah hari bersejarah di Indonesia, di mana kita akan mengenang sosok seorang pahlawan emansipasi wanita yang tidak lain dan tidak bukan adalah Raden Ajeng Kartini.
Kartini tidak hanya sebatas kebaya dan serimoni, melainkan berbicara tentang hak perempuan, kesetaraan gender, dan nasionalisme Indonesia di akhir abad ke-19.
Kartini adalah sosok pahlawan yang menyuarakan perubahan dan memperjuangkan eksistensi kaum perempuan yang memiliki kedudukan, juga hak yang sama dengan kaum laki-laki, terlebih dalam hal pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Mati satu tumbuh seribu. Kartini memang sudah tiada, namun semangat juangnya tidak boleh pudar begitu saja. Maju terus para Kartini muda, buatlah tanah airmu bangga, dan tetaplah kuat melawan diskriminasi yang ada.
Selamat Hari Kartini untuk para wanita hebat Indonesia….
Saat tiga remaja laki-laki yang sedang berdiskusi tentang “emansipasi”.
Baha: Di era milenial ini perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan sudah berkembang pesat, yaa.
Bahar: Iya, Indonesia sudah semakin berkembang, gak kaya dulu, di mana emansipasi masih menjadi topik terhangan dalam setiap perbincangan.
Bahir: Iya, sih… sudah makin berkembang, tapi nyatanya di negara kita sendiri perlakuan terhadap laki-laki dan wanita itu berbeda. Padahal kan, kita sama-sama manusia, harusnya hak dan perlakuan terhadap kita itu sama, gak usah dibeda-bedakan.
Baha: Yaa, namanya juga tradisi. Tapi kan, laki-laki dan perempuan memang diciptakan bebeda.
Bahir: Yaa, memang berbeda. Tapi, jika salah satunya itu diperlakukan selayaknya benda mati, gimana? Kita semua tahu dong, jika manusia seharusnya diperlakukan sebagaimana mestinya yang punya cita-cita, mimpi, dan hidup yang lebih baik.
Bahar : Nah, setuju, tuh. Namun sayangnya, masih banyak dari kita yang selalu menentang suatu hal yang baru, yang menurut mereka gak selaras dengan tradisi.
Baha: Tapi, mau berpendidikan setinggi apapun, ujung-ujungnya wanita juga akan bekerja di dapur.
Bahir: Kenapa harus wanita? Laki-laki kan juga bisa.
Bahar: Dan lagian nih, ya. Menurutku, jika wanita berpendidikan tinggi, justru itu bagus. Karena nantinya, mereka akan menjadi madrasah pertama bagi generasi penerus bangsa.
Bahir: Nah! Betul sekali, tuh. Percaya gak, kalau dibalik lelaki yang sukses, pasti ada wanita yang hebat.
Baha: Percaya, sih….
Bahir: Itu artinya mau sesukses dan sepintar apapun laki-laki, pasti membutuhkan perempuan.
Penulis: Shindy (Aktivis Perempuan Smeksa)
Editor: Fajrul
Tinggalkan Komentar