SMKN 1 Sumenep, kenalkan kurikulum merdeka, sebelum tahun pelajaran 2022/2023, kepada ratusan Guru di Sekolah setempat.
SMKN 1 Sumenep menjadi Sekolah pertama, melaksanakan kegiatan In House training (IHT), tentang Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.
Hal tersebut, disampaikan oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdin) Provinsi Jatim wilayah Kabupaten Sumenep H. Syamsul Arifin, saat membuka kegiatan IHT IKM, di SMKN 1 Sumenep. Senin (20/6/2022).
“Saya ucapkan terima kasih kepada SMKN 1 Sumenep, karena telah menyiapkan lebih awal, implementasi kurikulum merdeka. Dengan dilaksanakan lebih awal. Ini bertanda SMKN 1 Sumenep siap mememulai,” katanya.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdin) Provinsi Jatim wilayah Kabupaten Sumenep H. Syamsul Arifin berharap, melalui IHT yang dilaksanakan oleh SMKN 1 Sumenep, benar benar dioptimalkan, guna memberikan bekal dan persiapan guru.
“IHT ini, harus dioptimalkan sebaik mungkin oleh para guru, untuk memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kemerdekaan dalam pembelajaran. Pada kurikulum merdeka ini, Guru lebih fleksibel, artinya tidak harus berpatokan pada RPP dalam melakukan pembelajaran dan harus sesuai dengan nuasa Sekolah,” ungkapnya.
Disinggung, soal perbedaan dengan kurikulum K13. Pihaknya menjelaskan. Pada kurikulum merdeka, Siswa diperkenankan untuk memilih pelajaran tambahan, selain materi pembelajaran yang sudah ditentukan.
“Di SMK, bisa saja dunia usaha dunia industri (Dudi) dapat terlibat dalam pengembangan pembelajaran, termasuk struktur pada kurikulum ini lebih sederhana. Dengan 2 kelompok mata pelajaran umum dan kejuruan,” paparnya.
Bahkan, pada kurikulum merdeka ini, persentase kejuruan, yang sebelumnya 60 persen, sudah meningkat menjadi 70 persen.
“Termasuk penerapan pembelajaran, sudah berbasis project, dengan mengintegrasikan pembelajaran terkait, dan yang paling penting. Praktik kerja lapangan yang sebelumnya dilaksanakan 3 bulan, sekarang wajib 6 bulan atau 1 semester,” jelasnya.
Perbedaan selanjutnya. Alokasi waktu, khusus project penguatan profil pelajar Pancasila, dan budaya kerja untuk meningkatkan soft skill dalam rangka pembentukan karakter dan dunia kerja.
“Enam hal pokok pada kurikulum merdeka, akan menjadi karakteristik SMK, dan itulah yang membedakan perbedaan dengan kurikulum sebelumnya” pungkasnya.
(Jrl/Red)